The Great Gatsby (2013)

Nonton The Great Gatsby Sub Indo – Adaptasi Baz Luhrmann tentang “The Great Gatsby” bukanlah bencana. Setiap frame tulus. Kesalahan perhitungannya berasal dari keinginan untuk menghindari pembalseman novel klasik dalam “rasa hormat” – tujuan yang layak, dalam teori. Ini membanggakan penggunaan 3D paling imajinatif ketiga yang pernah saya lihat baru-baru ini, setelah “U2 3D” dan “Hugo.” Ini adalah laboratorium teknologi dan estetika yang memiliki empat atau lima eksperimen memasak di setiap adegan. Bahkan saat filmnya tidak berfungsi, gayanya tetap mempesona.

Namun, bagian “tidak berfungsi” itu adalah pemecah kesepakatan – dan itu tidak ada hubungannya dengan langkah-langkah gaya Luhrmann, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan ketidakmampuannya untuk mendamaikan mereka dengan dorongan untuk memainkannya dengan benar.

Jika Anda pernah melihat “Strictly Ballroom” karya Lurhmann, “Romeo + Juliet” atau “Moulin Rouge”, atau menonton trailer “Gatsby”, Anda pasti tahu apa yang Anda inginkan: melodrama epik yang memadukan teater film lama dan pembuatan film subjektif , musik kuno dan pop modern, latar nyata dan pemandangan tak nyata, drama psikologis, dan slapstick yang dipercepat.

Nonton The Great Gatsby Sub Indo – Kita melihat pengaturan era Larangan buku (Telur Timur dan Telur Barat, Kota New York, dan gurun jelaga di antaranya) melalui mata narator, Nick Carraway (Tobey Maguire), yang menulis memoar-pengakuan dari rumah sakit jiwa. Perangkat pembingkaian ini disimpulkan dari pernyataan Fitzgerald yang dibuat dalam “The Crack-Up”, dan “Gatsby” sering menyebut dirinya sebagai sebuah buku, jadi meskipun secara resmi bukan bagian dari sumbernya, itu hampir tidak mengumbar hujatan; tetap saja, itu satu lagi penyangga antara penonton dan cerita dalam film yang sudah memiliki lebih dari bagiannya.

Semua kesibukan ini mungkin mengherankan jika hati Lurhmann ada di dalamnya — tetapi benarkah demikian? Para tamu di pesta Gatsby terlalu jelas diarahkan, dan tidak ada rasa eskalasi dalam pertemuan tersebut. Dari bingkai pertama, mereka adalah pusaran minuman keras, nafsu, dan pemujaan pahlawan Dionysian, minus perasaan bahwa segala sesuatunya surut dan mengalir seperti yang mereka lakukan di pesta nyata. Akrobat kamera yang dibantu CGI terasa wajib. Begitu pula dengan soundtrack mash-up anakronistik (hip-hop modern yang dilapisi piano ragtime dan sejenisnya).