We Were Soldiers (2002)

Nonton Film We Were Soldiers – Kisah pertempuran besar pertama fase Amerika dari Perang Vietnam dan para prajurit di kedua sisi yang bertempur.

“Aku ingin tahu apa yang dipikirkan Custer,” kata letnan itu. Kolom. Hal Moore berkata, “ketika dia menyadari bahwa dia telah memimpin anak buahnya ke rumah jagal.” Sersan Mayor Plumley, tangan kanannya, menjawab, “Tuan, Custer adalah seorang f—-.” Di sana Anda memiliki dua kutub emosional “We Were Soldiers,” kisah pertempuran darat besar pertama dalam Perang Vietnam, pada akhir 1965. Moore (Mel Gibson) adalah seorang pria keluarga dan lulusan Harvard yang mempelajari hubungan internasional. Plumley (Sam Elliott) adalah veteran Angkatan Darat yang tangguh, berani, dan tidak sentimental. Keduanya sama baiknya sebagai pemimpin pertempuran. Tetapi di akhir pertempuran pertama itu, mereka menyadari bahwa mereka mungkin berada dalam perang yang salah.

Referensi ke Custer tidak biasa. Moore memimpin Batalyon Pertama Kavaleri ke-7, resimen Custer. “Kita akan berperang dan ini akan menjadi kuda kita,” kata Moore, berdiri di depan sebuah helikopter. Sekitar 400 anak buahnya pergi berperang di Lembah Ia Drang, yang dikenal sebagai “Lembah Kematian”, dan dikelilingi oleh sekitar 2.000 tentara Vietnam Utara. Moore menyadari bahwa ini adalah penyergapan, dan faktanya dalam adegan pembukaan film dia membaca tentang taktik serupa yang digunakan oleh Vietnam melawan Prancis beberapa tahun sebelumnya.

“We Were Soldiers,” seperti “Black Hawk Down,” adalah film di mana orang Amerika tidak secara otomatis menang dalam gaya film perang Hollywood tradisional. He Drang tidak bisa disebut kekalahan, karena pasukan Moore bertempur dengan gagah berani dan baik, mengambil banyak korban tetapi membunuh lebih banyak lagi Viet Cong. Tapi itu bukan kemenangan; itu lebih merupakan latar belakang perang di mana pasukan Amerika lebih terlatih dan lebih siap, tetapi kalah jumlah, kalah manuver, dan akhirnya dikalahkan. Untuk nonton We Were Soldiers (2002) kamu bisa kunjungi IDFLIX.